Kadisdik Provsu Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si menerima penghargaan dari Ketua Umum DPP AKSI Dr. Drs. Asep Tapip Yani, M.Pdi. (Ist)
Bandung, Media Disdik Provsu: Asosiasi
Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) gelar Rapat Kerja Nasional 2024 bersamaan
dengan pemberian penghargaan kepada para pejabat atau tokoh-tokoh daerah yang
konsen bergerak di bidang pendidikan di Hotel Trans Luxury Bandung, Jumat
(7/6/2024).
Dalam kegiatan
tersebut, Rakernas AKSI memberikan 12 penghargaan kepada tokoh-tokoh inspiratif
yang dinilai telah berkontribusi dalam kemajuan pendidikan, khususnya di
wilayahnya masing-masing.
Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si menjadi salah
satu pejabat yang menerima penghargaan sebagai Tokoh Inspiratif Implementasi
Kurikulum Merdeka yang diberikan secara langsung oleh Ketua Umum DPP AKSI Dr.
Drs. Asep Tapip Yani, M.Pdi.
Disusul Kepala
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Provinsi Sumatera Utara August Sinaga, S.Pd.,
SST., M.AP. sebagai Tokoh Inspiratif Penggerak Kemah Profil Pelajar.
Kadisdik
Provsu mengakui jika Rakernas AKSI adalah momen yang tepat untuk silaturahmi
dan berbagi praktik baik yang dimiliki di daerah masing-masing.
"Saya
antusias berada di momen ini, karena bisa bertemu dengan orang-orang hebat yang
konsen di bidang pendidikan, terlepas dari penghargaan yang saya terima,"
kata Kadisdik Prov. Sumut, Abdul Haris Lubis.
Abdul Haris menyampaikan, secara umum jika penghargaan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi atas kiprah yang telah ditorehkan.
"Namun bisa menjadi motivasi yang positif bagi yang mendapatkan untuk bisa berbicara banyak di tahun-tahun mendatang," katanya.
Abdul Haris sendiri menjelaskan kiprahnya dalam menerapkan kurikulum merdeka di wilayah Sumut, yang kemudian membawanya meraih penghargaan tersebut.
Saat pertama kali bertugas sebagai Kadisdik Prov Sumut, usai dilakukan pendataan, rupanya ada sekitar 138 sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka.
Rinciannya, 91 tingkat SMK, 45 tingkat SMA, dan 2 tingkat SLB, sementara data terakhir per bulan ini, semuanya tinggal 86 sekolah.
"Ini pun akan kita dorong kembali, agar semuanya menerapkan kurikulum merdeka," tutupnya. (Why)